Virtual Tour 360 Pura Kehen

Bangli

Selamat Datang di Virtual Tour 360° Pura Kehen Bangli. Pura Kehen merupakan salah satu pura terbesar yang berada di Kabupaten Bangli, yang berdiri sejak tahun 804 Saka.

Melihat salah satu pura terbesar kabupaten Bangli dengan Pandangan 360° memiliki kesan tersendiri.

Pada Virtual Tour 360° Pura Kehen Bangli disajikan dengan banyak informasi tentang Bangunan Balai dan juga Pelinggih, serta Ornamen dan juga patung yang ada. nikmati pengalaman baru berwisata dengan pandangan 360° di Pura Kehen Bangli.

Waktu

Setiap Hari

09.00 AM Sampai 17.00 PM

Piodalan Pura Kehen

Buda Wage Sinta

Lokasi

Harga

Domestik

Anak-Anak Rp15.000,-

Dewasa Rp25.000,-

Mancanegara

Anak-Anak Rp30.000,-

Dewasa Rp50.000,-

Parkir

Motor Rp2.000,-

Mobil Rp10.000,-

Sejarah

Pura Kehen merupakan salah satu pura terbesar yang berada di Kabupaten Bangli, yang berdiri sejak tahun 804 Saka. Pura Kehen pada asal mulanya merupakan sebuah wilayah perbukitan yang lalu mengalami proses pemugaran pada tahun 1126 Saka yang pada saat itu diperintah oleh Raja Ida Bhatara Guru Sri Adikunti Ketana, hasil pemugaran tersebut adalah perluasan wilayah Pura Kehen sehingga memiliki tiga tingkatan atau halaman yang antara lain adalah Utama Mandala, Madya Mandala dan Nista Mandala. Selain proses pemugaran tersebut diketahui pula bahwa Pura Kehen merupakan sebuah Pura Kahyangan Jagat, disebut demikian karena Pura Kehen atau disebut juga Hyang Kehen disungsung oleh krama I Bangli yang berjumlah 800 KK, saat ini krama I Bangli ini sudah berbentuk desa adat dan memiliki sebuah satu kesatuan yang disebut Gebog Domas berarti wilayah 800. Masyarakat pada wilayah atau bebanuan Pura Kehen melaksanakan piodalan tiap enam bulan sekali yang jatuh pada Buda Kliwon Sinta/Buda Kliwon Pagerwesi. Sejarah Pura Kehen dibahas melalui peninggalan sembilan lembar prasasti tembaga berbahasa nagari atau jawa kuno yang telah melalui proses translasi menjadi 2 bahasa (Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia), prasasti yang sudah ditranslasi ini kemudian dijadikan buku yang selanjutnya disimpan di Gedung Kirtya Singaraja, lalu buku tersebut difotokopi dan disimpan di Pura Kehen sebagai arsip. Menurut penuturan I Putu Gede Astawa (Jro Gede) selaku penglingsir Pura Kehen, sembilan lembar prasasti ini dibagi menjadi tiga bagian antara lain Prasasti Pura Kehen A yang berjumlah satu lembar, Prasasti Pura Kehen B yang berjumlah satu lembar, dan Prasasti Pura Kehen C yang berjumlah tujuh lembar, tiap prasasti ini memiliki pembahasan berbeda – beda. Pertama Prasasti Pura Kehen A membahas tentang awig – awig atau aturan – aturan dan sima, Prasasti Pura Kehen B membahas tentang pencatatan perkawinan dan Prasasti Pura Kehen C membahas tentang upacara untuk tiap pura yang berada di wilayah Pura Kehen dari purnama kasa hingga tilem kesanga.

Virtual TOUR

Utama Mandala

Utama Mandala merupakan bagian paling sakral di kawasan Pura Kehen. Bagian Utama Mandala ini memiliki bangunan – bangunan suci yang mewakili identitas Pura Kehen seperti Meru Tumpang Sebelas (Linggih Ida Bhatara Sakti Kehen), Perampean (Tempat atau Linggih Bhatara masing masing Banjar) dan bale – bale suci. Pada Utama Mandala juga tempat untuk dilaksanakannya upacara – upacara suci, contohnya seperti persembahyangan dan tarian – tarian sakral (rejang dan pendet).

Madya Mandala

Pada area Madya Mandala Pura Kehen terdapat Bale Pewayangan, Bale Pesangkepan, Bale Gong Semar Pegulingan, Bale Gong Selonding, dan Gedong Pelinggih Ratu Mas Subandar. Pada Gedong Pelinggih Ratu Mas Subandar, Pewaregan Suci, Pewaregan Bodo atau biasa. Pada Pewaregan Suci terdapat Gedong Suci, Gedong Penegtegan, Gudang, Bale Penyucian, Pewaregan Penyucian, sedangkan pada Pewaregan Bodo atau biasa terdapat Bale Ajengan, Wantilan Tempat Kerja Umum, Bale Pebat, Bale Patok, dan Pewaregan Tambar.

Nista Mandala

Nista Mandala pura kehen dibagi menjadi dua yaitu jaba sisi dan jaba jero. Pada bagian jaba sisi terdapat beberapa bangunan, pelinggih dan patung yaitu pelinggih lebuh, balai pesamuan, balai kulkul, candi bentar, candi kurung, patung gajah, patung Rama, patung Rahwana, dan patung Hanoman. pada bagian jaba jero terdapat beberapa pelinggih yaitu Gedong Pelinggih Ratu Manik Aseman, Pesimpangan, Gedong Pelinggih Sadingbingin, Gedong Pelinggih Ratu Mas Ayu Penganten, Gedong Pelinggih Ratu Kebo Suih, Balai Agung, Balai Gong Gede, Balai Pesantian.

SUPPORTED & POWERED by